Dia menyapaku sambil sedikit bengong tak percaya. Aku yang
disapa, hanya mengangguk kecil dan tersenyum tipis. Entah kenapa mukaku memanas
hingga timbul kemerahan di pipi. Lidah yang kelu kupaksa untuk memproduksi
sebuah kata-kata.
“kamu, gimana kabar? Sehat kan?” kataku basa-basi.
“iya, kamu gimana?”
“sehat juga. Sendirian?” damn! Kenapa aku harus nanya duluan sih.
‘iya, kamu juga?”
“keliatannya gimana?” tanyaku sambil sedikit memincingkan
mata menyorot ke badanku dan tersenyum.
“mau ngopi-ngopi sebentar? Suka kopi kan?” tawarnya.
“mm…. boleh.”
Kami berjalan beriringan menuju salah satu café yang ada
dilantai tiga mall ini. Sepanjang jalan menuju café belum ada percakapan yang
terjalin diantara kami. Mungkin kekakuan diantara kami terlalu lapuk hingga
membekukan.
Aku sendiri bagaikan tersihir dan tak sadarkan diri bahwa
aku sedang berjalan bersama lelaki ini.
kt suprita, "mb irma, ganti backgroundnya sih.. jelek" ^^
BalasHapusaku ga bilang jelek ... tapi background tuh jgn lbh tebel dri tulisan mu tho... nanti ga kebaca jelas cynt... ^^
iyeee, dia juga udah bilang sendiri ke aku mbak. -_-"
BalasHapusmasalah background... seminggu lagi juga paling ganti mbak, cuma lagi seneng yg ini, retro-retro classic gitu.. ;)